ONCE UPON A TIME..!!
Daerah yg cukup kering dengan alunan musik burung merpati muda hinggap dipunggung para laskar pohon randu,, hijau buahnya seakan mengapung ditengah tenggorokan sang wanita, lembut wajahnya, pendek pendek pemandangannya.. sikap lemah lembutnya membuatnnya terpaku, dalam kondisi yg mengenaskan dirinya, membuatnya terpaku dalam batin.. wanita permata indah tahun 90-an, hidup penuh ketertutupan lantaran takut akan orang tuanya sudah renta. ia tinggal dipersimpangan jalan bersama ibu semata wayangnya. tiap hari ia menjalani tugass sebagai seorang bapak, mencari makanan disela sela hutan belantara, untuk mendapatkan makanan si gadis cantik lembut pemandangannya ini tidak pernah putus asa, ia terus mencari dan mencari demi ibunya yang sudah tua, dan berpenyakitan, akan tetapi gadis cantik pendek pemandangannya ini, merasa gelisah kelak meninggalkan ibunya lantaran penyakitnya lebih dahsyat dari ibunya, gadis cantik lembut wajahnya, menyikapi hari harinya penuh dengan antusias,, penuh dengan kegoyahan hidup, antara ada dan tiada. mentari yang menyengat panas diujung bulu matanya membuatnya tetap tegar dan kuat dalam mencari makan untuk ibunya. sesampai dirumah ibunya sangat kelaparan, gadis indah ini hanya mendapat satu genggam makanan, lalu ia menyuapi ibunya dengan penuh kasih sayang,, ketika ditanya oleh ibunya, Nak sudah makan? gadis cantik berwajah sendu biru ini menatap ibunya dengan seyuman memerah hijau dipegunungan salju. bagai terik mentari disenja hari. dan disore hari digunung rinjani. seraya berkata, Udah, ko..Bu..!! suaranya lambat meraung diatas bukit ternama disurga ke-7. ibunya pun terus makan dengan lahap.. sedikit demi sedikit air mata mengalir dari ujung hati sampai ujung dadanya. aliran air matanya bagai dua buah danau yang mengalir indah disurga.
gadis cantik : Bu.. bisa ibu cepat sembuh,,?
ibu : Kenapa Nak..?
gadis cantik : aku mau ibu sembuh dan bisa berjalan..! sambil terseyum dengan keindahan bunga melati.
ibu : jika Tuhan memberkati,, Nak, dan ibu sudah tidak kuat lagi untuk itu nak...
gadis : jangan berkata begitu,, bu harus kuat,,!
ibu : ho..kho..ho.. mengeluarkan darah kemerahan.
gadis : ibu.. ibu.. maafin aku bu,, ibu harus kuat.. sy mohon ibu harus sembuh,,
ibu : Nak ibu,, akan sembuh asalkan kamu ambilkan ibu obat dibalik bukit sana..!! sambil menunjuk arah timur.. lumayan jauh dari tempat tinggalnya.
si gadis langsung mencium tangan, dan kening ibunya,, tunggu aku bu,,, berlari tanpa rasa ragu..!!
meskipun si gadis tidak makan dua hari semalam, hanya minum dari air embun,, tetapi ia tetap bersemangat demi ibunya.. dan rasa sakit di dadanya pun tak ia hiraukan meskipun ia berdehuk dahak.. berdarah,,!!
langit seakan menangis,, mendung pun mencurahkan kesedihanya,,sambil bercahaya cahaya menggema diujung awan hitam..!! si gadis terus berlari,, ketujuan melewati pepohonan yg girang bersorakan menyeru kemerdekaan dan kemenangan,, langkah gemersit bagai kilat dan petir mencekam setiap jalan,, hujan pun turun,, hinggap beberapa daun melayang-layang diatas punggungnya,, sambil berlari, untuk mendapatkan obat ibunya itu..!!
gadis canti berparas seksi namak seperti primadani primadani disurga yg tersumbat daun-daun yg hijau terbang melayang melintasi hujan yg menggumpal diatasnya seakan hujan-hujan itu mengguyuri semangatnya. tangan kanan dan kirinya mengayun sampai keatas langit-langit.
ia berlari terus berlari.. sampai akhirnya ia temukan bukit itu. lalu ia mencarinya dibalik bukit. sambil ia berteriak menangis,, ibu.. kenapa tidak ibu katakan dari dulu..!! kenapa ibu tidak katan!! kenapa bu..!! ia terus berteriak sambil mencari, tangan kiri yg dulu lemah menjadi kuat, menebas batu batu itu. pohon-pohon kecil dihadapannya tidak menjadi masalah bagi penyakitnya yang hanya tinggal beberapa hari tak berfungsi lagi. namun, tidak menjadi salah satu sikapnya dalam benaknya untuk mengeluh, akhirnya ia menemukan obat itu, hijau, kuning dan merah rupanya bulat sperti buah kedelai. si gadis berlari tanpa rasa lelah,,berlari,,berlari,, petir dan kilat merespon lembut sampai ketiang tiang surga. hujan bercucuran seakan membeduk seperti batu salju lantaran hujan yg besar.
terbayang seyuman ibunya,, menembus diatas cakrawala cakrawala kehidupan yg indah dibenaknya. sambil terus berlari dengan kekuatan penuh power ful, supaya cepat sampai ketujuan, batu-batu dijalan diterjangnya bagai kangguru berburu harimau. pohon-pohon berjatuhan lantaran angin mengusap usapnya, tetapi si gadis terus menghindari pohon phon itu, bagai singa mengejar mangsa.
bertebaran petir petir diseluruh angkasa menebas menmbus, awan awan yg gelap gulita, burung burung ikut membantu dengan kepakan sayapnya seakan akan burung burung bersorakan, ayoo,, kamu pasti bisa.. pasti bisa.. hidupmu sudah diujung jalan, bersemangatlah, semangat semnagat, Dis gadis..
20 meter dari rumahnya, nampak ujung rumahnya yang terbuat dari jerami dan pohon kelapa yg tebal, tetapi itu tidak membuatnya, kuat. hujan yang deras bagai pelita batu menembus awan awan salju, menerpa ditengah tengah rumahnya, 10 meter dari rumahnya, nampak air hujan menyirami rumahnya, hujan hujan itu berkeliling bagai ujung ujung rumahnya, tersengat hati berdialok sunyi, berirama bagai irama musik sang pelangi, beridgom bigunnah yang berdengung petir kesedihan hati.
si gadis perjalanannya seakan terhenti, menghembus napas mengerjitkan dahi seakan dagunya diujung pelita langit langit yang menangis. batu kecilpun mengusik kaki kirinya, hingga ia terjatuh terhampar bagai bidadari melayang layang disurga jannah,, sambil berteriak bagai petir dan kilat dinegara india, terpencar cahaya sengit dipenghujung faris, hinggap disinggasana turki.
berdebur-benderanglah kisah si gadis dan ibu tua, hilang dalam bayangan mata, dalam pandangan beribu ribu cerita cinta,
next book
Terkadang Raga adalah permadani dunia yg tidak selalu menyertai bimbingan terbaik, namun, bagaimana jiwa kita menyertainya dengan ketulusan yg sesungguhnya.