Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 28 Desember 2014

Maksim Kualiatas

TUGAS
PRAGMATIK
Maksim Kualiatas

mkhjkhkh.png

Oleh
KELOMPOK I
MULYANI   (11211A0051)
KASDIN       (11211A0132)
JUHAIRI      (10911A0077)




FAKULTAS KGERUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat  terselesaikan.
Di sadari bahwa adanya berbagai kekurangan yang terdapat dalam makalah ini sebagai keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehubungan dengan hal tersebut kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun sebagai upaya perbaikan serta pengayaan nilai yang akan diperoleh.
            Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mendapatkan bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak dalam pembuatan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang diterima mendapat balasan dari Allah SWT, kami juga berharap agar makalah ini dapat di terima sebagai sumbangan pikiran yang bernilai membangun.


Mataram, ………. 2014


Penyusun






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1.1  Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1.1  Pengertian maksim kualitas
1.2  Tujuan maksim kualitas
1.3  Waktu digunakan maksim kualitas
BAB III
PENUTUP
1.1  Simpulan
1.2  Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.4  Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendirian. Ia membutuhkan kehadiran orang lain untuk membuat hidupnya bermakna. Di sinilah diperlukan interaksi antarmanusia. Agar tujuan interaksi dapat tercapai dengan baik, para peserta interaksi perlu memiliki pengetahuan komunikatif yang terdiri atas pengetahuan linguistik, pengetahuan interaksi, dan pengetahuan kebudayaan (Ibrahim, 1993). Demikian juga, agar pesan dapat sampai secara efektif dan efisien, Rahardi (dalam Jumadi, 2001) menyarankan agar peserta interaksi mempertimbangkan (1) prinsip kejelasan, (2) prinsip kepadatan, dan (3) prinsip kelangsungan. Prinsip kejelasan menuntut agar peserta tutur menyampaikan informasi secara jelas, tidak ambigu. Prinsip kepadatan menuntut paserta tutur agar menyampaikan informasi secara singkat dan padat. Sedangkan prinsip kelangsungan menuntut agar peserta tutur menyampaikan informasi secara langsung, tidak berbelit-belit.
Dalam berinteraksi, manusia menggunakan bahasa dalam bertutur. Agar tuturan mudah dipahami oleh mitra tuturnya, manusia menggunakan kaidah bertutur. Berkenaan dengan kaidah tindak tutur, Grice (1975) merumuskan kaidah bertutur prinsip kerjasama (selanjutnya disebut PKS). PKS merupakan kaidah bertutur yang berisi sejumlah tuntunan bagaimana seharusnya seseorang bertutur. PKS dirumuskan sebagai berikut, ‘Buatlah sumbangan informasi Anda seinformatif yang dibutuhkan pada saat berbicara, berdasarkan tujuan percakapan yang disepakati atau arah percakapan yang sedang diikuti’.
Secara mendasar, dalam berinteraksi antara penutur dan mitra tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya. Agar interaksi mencapai tujuannya, setiap penutur bertanggung jawab atas penggunaan kaidah-kaidah tersebut. Levinson (1992) menyatakan bahwa PKS dengan sejumlah maksimnya mengkhususkan pada apa yang dapat diperbuat oleh peserta tutur untuk bertutur dengan cara yang efisien, rasional, dan kooperatif. Ketika menyampaikan informasi, antara penutur dan mitra tutur harus bertutur dengan tulus, relevan, dan jelas.

1.5  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan maksim kualitas?
2.      Apa tujuan maksim kualitas?
3.      Dimana digunakannya maksim kualitas?
1.6  Tujuan
2.      Untuk mendeskripsikan pengertian maksim kualitas!
3.      Untuk mendeskripskan tujuan dan waktu digunakannyamaksim kualitas!



BAB II
PEMBAHASAN

3.1  Pengertian maksim kualitas
  Maksim kualitas adalah msksim yang menyatakan seasuatu hal yang benar, dan nyata. Dengan menerapkan maksim kulitas dalam prinsip kerjasama Grice seorang peserta tutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang benar-benar nyata dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya dalam aktifitas bertutur sapa, Rahardi (2003:31). Tuturan yang tidak didasrkan pada kenyataan dan tidak ada dukungan data yang jelas, konkrit, dan serta tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka dianggap melanggar maksim kualitas.
Sudrajat (2009: 134) menyatakan maksim kualitas menunjukkan bahwa kalimat yang diungkapkan oleh penuturnya berisi hal yang sebenar-benarnya. Selain itu, Wijana dan Rahmadi (2009: 47) menyatakan maksim percakapan ini mewajibkan setiap perserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai.
Contoh :
 (1)   “Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945.”
Tuturan (1) itu tidak memenuhi prinsip kerja sama maksim kualitas karena ketidak benaran tuturan (1) itu diketahui banyak orang. Penutur tidak punya bukti yang memadai atas kebenaran tuturannya.
(2)   “Ibu kota negara Indonesia adalah Jakarta.”
Tuturan (2) tersebut secara kualitatif benar karena penutur meyakini dan memiliki bukti-bukti memadai seperti istana negara, kantor-kantor kementerian, gedung DPR/MPR semuanya berada di Jakarta. Dengan demikaian, tuturan (2) memenuhi prinsip kerja sama maksim kualitas.    




3.2  Tujuan maksim kualitas
Adapun tujuan maksim kualitas menurut Yule (2006: 64) yaitu:
2.      Penutur dapat memberikan informasi yang benar.
3.      Penutur tidak mengatakan sesuatu yang diyakini itu salah.
4.      Penutur tidak mengatakan sesuatu yang tidak memiliki bukti yang memadai.
5.      Supaya terjalin hubungan kerja sama yang baik antara penutur dengan mitra tutur.

3.3  Waktu digunakan maksim kualitas
Adapun waktu digunakannya maksim kualitas adalah sebagai berikut.
1.      Ketika berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Ketika berdebat, diskusi, membuat kajian ilmiah, berwacana dll.



BAB III
PENUTUP

5.1  Simpulan
Maksim kualitas merupakan maksim yang menyatakan sesuatu yang benar dan nyata. Tujuan maksim kualitas penutur diharapakan dapat memberikan informasi yang benar dan nyata utnuk menjalin hubungan yang baik antara penutur dan mitra tutur dan tempat penggunaan maksim kualitas yaitu pada Ketika berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. berdebat, diskusi, membuat kajian ilmiah, berwacana.
5.2  Saran-saran
Diharapkan dengan informasi yang penulis buat dapat memberikan sumbangan informasi yang bermanfaat bagi pembelajaran pragmatik khususnya dan umumnya pembelajaran bahasa sastra Indonesia. Kritik dan saran dari pihak lain sangat dijunjungi tinggi untuk memperoleh kesempurnaan maksim kualitas dalam permakalahan ini.



DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, hanry guntur. 1990 pengajaran pragmatik. Bandung: angkasa
Rahadi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik.
Chaniago, Sam Mukhtar. 1997
Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse: A Resource Book for Students. New York: Routledge
Leech, Geoffrey. 1991. Principle of Pragmatics. London: Longman
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press


Tidak ada komentar: