Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 22 Oktober 2013

ANALISIS BENTUK,FUNGSI DAN MAKNA MANTRA SASAK DALAM PENGOBATAN



I.     PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu produk budaya, seni memiliki berbagai bentuk pengungkapan yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan masyarakat yang tumbuh dan bekembang dari waktu ke waktu. Salah satu bentuk pengungkapan seni sebagai produk budaya adalah mantra pada masyarakat Sasak. Sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah: 1) perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya); 2) susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
 Mantra pada masyarakat Sasak sangatlah beraneka ragam bentuknya seperti yang diungkapkan oleh  Rusyana (1970) membagi mantra berdasarkan tujuannya menjadi 7 bagian, yaitu Jampe (jampi), Asihan (pekasih), Singlar (pengusir), Jangjawokan (jampi), Rajah (kata-kata pembuka jampi), Ajian  (jampi ajian kekuatan), dan Pelet (guna-guna).
Pada hakikatnya, Mantra merupakan ilmu spiritual dan setiap ilmu spiritual memiliki mantra yang arti kalimatnya sesuai dengan kegunaan ilmu tersebut. Pada awal mulanya mantra merupakan suatu sastra sebagai manifestasi karya seni manusia yang memanfaatkan bahasa, merupakan ekspresi pengalaman yang mampu menentramkan dan menggembirakan manusia
Seiring dengan kemajuan zaman yang sudah berkembang pada era globalisasi ini tradisi-tradisi seperti pengobatan dalam bentuk mantra sasak itu masih kerap sekali digunakan. Namun, sedikitnya penelitian saat ini yang meneliti atau pun mengkaji tentang Bentuk, Fungsi dan Makna Mantra Sasak dalam Pengobatan. Kekuatan spiritual yang mengandung makna yang dalam ini sangat menyulitkan penggunaannya bagi sebagian orang, prosesnya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
Kemajuan teknologi saat ini, sangat berkembang yang membuat sebagian orang, ada yang masih mempertahankan dan adapula orang yang sudah tidak memakainya lagi. Karena itulah adat istiadat atau tradisi yang sudah mulai berkurang dan rentan untuk hilang perlu dipertahankan untuk dikaji. Mantra sebagaimana sastra umumnya juga mempunyai bentuk, fungsi dan makna. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk dari  mantra tersebut lalu fungsinya untuk apa, dan seperti apa makna dari mantra sasak dalam pengobatan tersebut, oleh sebab itu maka perlu diadakan penelitian dan dokumentasi budaya. Dalam peristilahan ahli antropologi ilmu atau mantra ini biasa dikenal dengan istilah magic (ilmu gaib). Lebih lanjut Richard menguraikan pengertian mantra dalam bukunya Suyasa mengatakan bahwa mantra sebagai ekspresi manusia yang diyakini mampu mengubah suatu kondisi karena dapat memunculkan kekuatan gaib, estetik, dan penuh mistis (Suyasa, 2004: 2).
Kehadiran mantra itu sendiri berpangkal pada keyakinan masyarakat yang terbukti terutama dalam pengobatan sasak yang dapat membantu si terkena penyakit. Mantra yang digunakan masyarakat sasak berbagai macam bentuk dalam pengobatan sesuai dengan fungsi dan makna yang terkandung didalamnya.
Mantra dalam pengobatan merupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Sasak sebagai bagian dari budaya. Sebagai bagian dari budaya mantra merupakan suatu keberhasilan karya cipta sastra yang harus diwariskan dari generasi kegenerasi.  Berdasarkan pandangan di atas, maka peneliti bermaksud mengkaji “Bentuk, Fungsi dan Makna Mantra Sasak Dalam Pengobatan”.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah  sebagai berikut.
1)   Bagaimanakah bentuk mantra sasak dalam pengobatan tersebut?
2)   Apa saja fungsi dan makna mantra sasak dalam pengobatan tersebut?

1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu;
1)   mendeskripsikan bentuk mantra sasak dalam pengobatan?
2)   mendeskripsikan fungsi dan makna mantra sasak dalam pengobatan?














1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penenlitian ini yaitu;
1.4.1        Manfaat teoritis
1.    Diharapkan dengan informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperluas cakrawala di dalam pengembangan kesusastraan Indonesia.
2.    Informasi yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan berguna bagi peneliti sebagai acuan dalam mengadakan penelitian secara lebih mendalam tentang hal-hal yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
1.4.2 Manfaat praktis
1.    Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi pengajaran sastra yang ada di sekolah.
2.    Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan-masukan pada peneliti selanjutnya dalam bidang yang relevan dengan objek dan sasaran penelitian ini.



II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar
Analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa ( karangan, perbuatan dan sebagainya ) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis mantra bukan berarti merubah teks-teks mantra atau membolak-baliknya apalagi merubah isi kandungannya. Analisis merupakan suatu cara untuk memahami karya-karya sastra baik untuk memanfaatkan, maupun melakukan kritikan. Pada bagian lain, analisis merupakan suatu langkah menelaah, mengkaji dan menyelidiki suatu sastra.
Dalam bukunya Nurgiantoro ( 2009: 30 ) mengatakan bahwa analisis menyarankan pengertian mengurai karya itu atas unsur- unsur pembentukannya tersebut, yang berupa unsur-unsur intrinsik. Menganalisis bukan berarti memecah dan mencincang-cincang karya sastra, memisah-misahkan bagian dari keseluruhannya melainkan sebagai sarana, sarana untuk memahami karya-karya kesastraan itu sebagai satu kesatuan yang padu dan bermakna, bukan sekedar bagian per-bagian yang terkesan sebagai suatu percincangan di atas. Jadi analisis adalah langkah-langkah telaah secara mendalam terhadap sesuatu, baik itu karya sastra ataupun yang lain dengan penuh kesadaran dan rasional objektif untuk memperoleh penghayatan serta memberi penilaian terhadap suatu karya sastra atau yang lainnya.
Untuk penelitian sastra (mantra) dengan mengunakan salah satu teori sastra, pertama kali yang harus dimengerti dahulu mengenai teori itu, kemudian mengenai metodenya. Dalam hal ini, teori yang digunakan sebagai pendekatan sastra adalah semiotik. Jadi, haruslah dimengerti apakah semiotik itu dan seluk beluknya. Penelitian sastra dengan pendekatan semiotik itu sesungguhnya merupakan lanjutan dari pendekatan bentuk. Seperti yang  dikemukakan  Pradopo (1995: 118) untuk dapat memberikan makna mantra secara semiotik, pertama kali dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Sedangkan pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra  berdasarkan sisitem semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya.
Jika kerja analisis kesastraan dimaksudkan untuk memahami secara lebih baik sebuah karya, merebut makna pursuit of signs, menurut istilah Culler, menafsirkan makna berdasarkan berbagai kemungkinannya, analisis tersebut sebenarnya telah melibatkan kerja hermeneutik. Hermeneutik menurut Teeuw (1984: 123), adalah ilmu atau teknik memahami karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya. Berdasarkan teori dengan pendekatan semiotik dalam menentukan makna dan fungsi mantra, dilakukan suatu interpretasi dan penafsiran serta penilaian terhadap mantra untuk mendapatkan suatu fungsi serta maknanya dalam kehidupan masyarakat Sasak.
2.2    Pengertian Mantra
Mantra sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah:
1) Perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya); 2) Susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain
. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa mantra adalah kalimat yang diucapkan dengan diulang-ulang atau dilafalkan secara khusus untuk mendatangkan daya gaib, susunan kata yang berunsur puisi yang dianggap mengandung kekuatan gaib (KBBI, 2005: 713).
Menurut Richard dalam Suyasa (2004: 2) bahwa mantra sebagai ekspresi manusia yang diyakini mampu mengubah suatu kondisi karena dapat memunculkan kekuatan gaib, estetik, dan penuh mistis, historis, mantra di samping memiliki konsep acuan yang lain juga pijakannya bersumber pada agama. Di dalam buku “Teori Dasar Sastra”. Mengatakan bahwa, mantra yang dalam perkembangannya membentuk acuan dan dari acuan itu muncul bentuk-bentuk sastra yang bersifat psikologis, mistis, simbolis, dan impresif. (Suyasa, 2004: 4). Dan lebih lanjut dikemukakan dalam Purwardarminta (1984: 632) bahwa mantra adalah perkataan atau kalimat yang dapat mendatangkan daya gaib, jampi, dan pesona.
2.3    Jenis-jenis Mantra
Sejalan dengan pembagian jenis mantra, Rusyana (1970) membagi mantra berdasarkan tujuannya menjadi 7 bagian, yaitu jampe ‘jampi’, asihan ‘pekasih’, singlar ‘pengusir’, jangjawokan ‘jampi’, rajah ‘kata-kata pembuka ‘jampi’, ajian  ‘jampi ajian kekuatan’, dan pelet ‘guna-guna’ Dipandang dari tujuan permohonan, Mantra  dapat dikelompokkan ke dalam mantra putih ‘white magic’ dan mantra hitam ‘black magic’. Pembagian tersebut berdasarkan kepada tujuan mantra itu sendiri, yakni mantra putih digunakan untuk kebaikan sedangkan mantra hitam digunakan untuk kejahatan, Rusyana (1970).
Ditunjau dari segi bentuk dan isinya, ragam mantra dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yakni; Mantra Pengobatan, Penjagaan Diri, Kekebalan, Sihir, Jimat, Pengasih-Asih, Penghidupan,
2.3.1   Mantra pengobatan
Jenis mantra pengobatan ini khusus digunakan sebagai alat atau media pengobatan dengan cara dibacakan mantranya. Mantra sasak dalam pengobatan bermacam-macam, disesuaikan dengan jenis penyakitnya, misalnya: penyakit panas, kena gangguan makhluk halus, sulit buang air kecil, luka senjata tajam, dan lain sebagainya. Jika masyarakat sakit, maka untuk mengobatinya adalah sesuai dengan yang dideritanya dan mantra ini termasuk mantra putih.
2.3.2   Mantra penjagaan diri
Mantra penjagaan diri yang dimaksud pada pemahaman orang sasak adalah berupa do’a-do’a yang di dalamnya mengandung nilai-nilai pengharapan, agar kiranya membaca do’a tersebut turun penjagaan dari Tuhan. Dalam hal ini, pemilik mantra mengharapkan dengan penjagaan Tuhan, maka si peminta do’a akan terhindar dari segala musibah, baik yang timbul oleh alam, makhluk, maupun cobaan dari Tuhan. Mantra ini tergolong mantra putih.
2.3.3 Mantra kekebalan
Mantra kekebalan yang dimaksud adalah jenis mantra yang apabila dibaca oleh seseorang maka akan menimbulkan kekuatan, kemampuan, kebiasaan, ketetapan yang ada pada alam dan makhluk. Mantra ini juga tergolong mantra putih, tetapi memiliki roh yang panas.
2.3.4   Mantra sihir
Mantra sihir adalah mantra yang diyakini oleh masyarakat-masyarakat sasak sebagai mantra sesat. Pada mantra sihir tersebut diyakini bacaan-bacaan yang mengandung kekuatan atau meminta pertolongan kepada makhluk halus, dalam hal ini adalah jin atau iblis. Selain itu juga mantra sihir memiliki persyaratan atau perjanjian-perjanjian yang dianggap keluar dari peraturan agama.
2.3.5   Mantra jimat
Mantra ini adalah mantra yang dipakai untuk diletakkan (dilekatkan), dibawa kemana saja, dengan cara menulis mantranya pada sepotong benda (kertas, kulit, kain). Mantra jimat biasa ditulis dengan bahasa Arab rajah (tulisan huruf-huruf Arab).
2.3.6   Mantra pengasih-asih
Adalah salah satu mantra yang digunakan oleh seseorang bagaimana caranya disukai orang banyak, suaminya, mertuanya, atau disayangi oleh anak-anaknya. Dan bisa juga digunakan agar bagaimana disenangi oleh atasan atau oleh guru dosen. Mantra ini termasuk mantra putih karena kebutuhan.
2.3.7   Mantra penghidupan
Adalah sebuah mantra yang digunakan oleh seseorang agar usahanya, dagangannya, pertaniannya bisa berhasil dan sukses dengan digunakan oleh masyarakat agar pertaniannya tidak diganggu oleh hama atau binatang buas. Mantra ini termasuk mantra putih.

tolong minta skripsinya jika anda perlu............ :) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
.